FUNGSI HUMAN RELATION DAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN
Pengertian Human Relation Dan Komunikasi
adalah: “segenap aktivitas penyatu pekerjaan dalam suatu organisasi yang memungkinkan perkembangan diri manusia sepenuhnya sehingga antara manusia dan kerja itu terdapat hubungan timbal-balik yang bermanfaat”.(Ensiklopedi Administrasi). span>
Menurut Sondang P.Siagian (1977), Human Relation adalah: “Keseluruhan hubungan baik yang formal maupun yang informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Human relation adalah hubungan yang bersifat intern, sedangkan hubungan yang bersifat ekstern disebut “public relation”Human relation merupakan inti daripada kepemimpinan.”[1]
adalah: “segenap aktivitas penyatu pekerjaan dalam suatu organisasi yang memungkinkan perkembangan diri manusia sepenuhnya sehingga antara manusia dan kerja itu terdapat hubungan timbal-balik yang bermanfaat”.(Ensiklopedi Administrasi). span>
Menurut Sondang P.Siagian (1977), Human Relation adalah: “Keseluruhan hubungan baik yang formal maupun yang informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Human relation adalah hubungan yang bersifat intern, sedangkan hubungan yang bersifat ekstern disebut “public relation”Human relation merupakan inti daripada kepemimpinan.”[1]
Effendy (1993) mengatakan hubungan manusiawi dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka, dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization), dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerja sama yang produktif serta perasaan bahagia dan puas hati. Sementara itu Praktito (1983) mengemukakan bahwa suatu hubungan baru bisa disebut sebagai hubungan manusiawi apabila hubungan itu adalah suatu interaksi sosial, ada terjadi proses saling mempengaruhi dan usaha saling mengubah sikap maupun tingkah laku, untuk kemudian berakhir dengan saling merasakan adanya kepuasan hati. Terjadi bisa pada semua bidang kehidupan sosial maupun kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu.[2] Menurut Wursanto, dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor (1987), Human Relations adalah terjemahan kata hubungan kemanusiaan yang bersifat rohaniah dengan memperhatikan aspek-aspek kejiwaan yang ada di diri manusia misalnya: watak, sikap, tingkah laku, peramai, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia.[3] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa human relation merupakan hubungan baik yang ada dalam suatu organisasi dengan memperhatikan aspek kejiwan seperti watak, sikap, tingkah laku, dan lain-lainnya untuk mencipatakan team work yang baik serta meningkatkan produktifitas kerja.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia.Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu–individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998:1).Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan melakukannya.Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”,communico, communicatio, atau communicare yang berarti“membuat sama”(to make common). Istilah pertama(communis)adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4). Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2006: 5). Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami,tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan (Wahyudi, 1986: 29).Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia.[4]
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapatmenimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.
2. Human Relation Dan Komunikasi Dalam Islam
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri di muka bumi ini. dalam kehidupannya manusia berinteraksi dengan manusia lain baik secara berkelompok atau individu, baik dari suku yang sama maupun suku yang berbeda, dan lain sebagainya. Allah SWT. Berfirman dalam surat al-Hujarat ayat 13:
Artinya: “Hai Manusia! Kami meciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Lalu kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Yang teramat mulia diantara kamu di sisi Allah, ialah yang lebih bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Oleh karena itu manusia membutuhkan hubungan manusiawi yang efektif untuk saling kenal-mengenal. Dalam hubungan manusia dapat saling membantu dalam usahanya mencari ridha Allah SWT menjadi umatnya yang bertaqwa. Hal tersebut juga berlaku dalam hubungan antara seorang pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin memikul kewajiban dan tanggung jawab menciptakan dan membina hubungan manusiawi yang efektif, tidak saja dalam kepemimpinan keagamaan, akan tetapi dalam semua bidang. Setiap umat Islam yang mendapatkan amanah menjadi pemimpin harus menyadari bahwa kepemimpinannya itu merupakan karunia, titipan, dan pinjaman Allah SWT[5]
Selain itu Islam memandang bahwa berkomunikasi dalam organisasi sangatlah penting, salah satunya adalah dengan jalan bermusyawarah. Rasulullah SAW selalu bermusyawarah dengan sahabat-sahabat beliau mengenai taktik dan strategi yang akan dilaksanakan di medan perang. Bahkan tidak hanya dengan sahabat namun juga dengan orang kafir[6]. Rasulullah SAW bermusyawarah semata-mata karena untuk mentaati Allah swt. Dengan demikian proses komunikasi yang dijalankan harus didasarkan dengan iman dan sesuai dengan syariat agama Islam. Allah SWT befirman dalam surat Ali Imran Ayat159 yang artinya: “Karena itu maafkanlah mereka dan mohon ampunkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam berbagai urusan perang dan kemasyarakatan”.[7]
B. PRINSIP-PRINSIP HUMAN RELATION
Dalam penerapan human relation terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu yaitu asas-asas dan prinsip human relation. Asas-asas human relation:[8]
1. Kemanusiaan. Mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan manusia oleh manusia, untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu demi tujuan-tujuan human
2. Efisiensi. Efisiensi teknis maupun sosial berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber materiil dan manusia atas prinsip penghematan dan adanya nilai-nilai ekonomis
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan. Yang lebih merata menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi
Beberapa prinsip human relation:
1. Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu di dalam organisasi tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan organisasi pada khususnya perlu dijaga atau dicegah agar jangan sampai timbul pertentangan yang runcing antara tujuan individu dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu, harus diusahakan adanya agar terdapat sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam organisasi dengan meyakinkan apabila ada tujuan organisasi tercapai maka berarti tercapai juga tujuan individu di dalam organisasi itu.
2. Suasana kerja yang menyenangkan.
a. Pekerjaan yang menarik, penuh tantangan dan tidak risih
b. Hubungan kerja yang intim (akrab dan harmonis)
c. Lingkungan kerja yang menyebabkan kegairahan kerja, seperti penerang lampu yang cukup, alat-alat yang memadai, ventilasi udara yang cukup memberi udara yang segar.
d. Perlakuan yang adil.
3. Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang dipimpin secara demokratis, administrasi dan menagement yang yang demokratis, sering disebut dengan istilah open administration and management. Sifat keterbukaan organisasi yang demokratis, dimanifestasikan terutama hubungan kerja yang informal tanpa melupakan segi formal dalam lingkungan kerja. Pemimpin organisasi harus dapat menciptakan keseimbangan antara informalitas dan formalitas dalam hubungan kerja. Jika informalitas dibiarkan terlalu merajai hubungan kerja, rasa hormat kepada pemimpin berkurang. Sebaliknya jika formalitas terlalu menonjol maka kekakuan hubungan kerja timbul dan berakibat kelambatan.
4. Manusia bawahan bukan mesin.
Berbeda dengan mesin, materi, metode atau alat-alat produksi lainnya, manusia ingin diperlakukan secara terhormat, kepribadiannya diakui, keinginannya diperhatikan, kebutuhan material dan non-material belum terpuaskan dan kemampuannya dikembangkan dengan secara teratur dan berkesinambungan.
5. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal.
Setiap orang atau pegawai/karyawan dalam organisasi harus diberi dan mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan konseptual, technical dan kemampuan kapasitas mental, melalui program pendidikan dan latihan baik yang bersifat latihan jabatan maupun on the job training maupun yang bersifat of the job training atau macam-macam pengembangan lainnya.
6. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
Orang yang sungguh-sungguh ingin bekerja dan berprestasi biasanya tidak menyenangi pekerjaan yang bersifat rutin. Bagi pekerjaan yang rutin akan membosankan. Sebaliknya pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan akan memperbesar kegairahan bekerjanya, memperluas imaginasi dan memperhebat daya kreasi dan inisiatifnya.
7. Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
Pemimpin harus rela, peka dan cepat mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas yang berhasil dikerjakan dengan baik untuk bawahan dan karyawan. Bentuk pengakuan dapat berupa kenaikan pangkat, promosi jabatan, kenaikan gaji berkala yang lebih, ujian, hadiah uang, surat penghargaan atau kombinasi dari berbagai hal.
8. Alat perlengkapan yang cukup.
Kendala dan keterlambatan dalam menyelesaikan suatu tugas pekerjaan sering disebabkan oleh tidak disertai oleh perlengkapan yang diperlukan.
9. “The right man in the right place” (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
Setiap orang perlu ditempatkan menurut keahlian dan kecakapannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemimpin untuk mengetahui dan kemidian mempertimbangkan bakat, kecakapan dan keahlian pegawai atau karyawannya.
10. Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Setiap orang dalam organisasi harus diberi upah atau gaji yang setimpal dengan jasa yang disumbangkan dan sekaligus dapat menjamin tingkat hidup yang layak bagi bagi dirinya dan keluarganya.[9]
Prinsip-Prinsip human relation menurut Abdurahman ( 1980 ) adalah sebagai berikut: [10]
a. Importance of the Individual ( Pentingnya Individu)
b. Mutual acceptance ( saling menerima )
c. Common Interest ( Kepentinggan bersama )
d. Open Communication ( Komonikasi terbuka )
e. Partisipasi Pegawai
f. Local Indetify ( Identitas lokal )
g. Local decision ( Kepentingan setempat )
h. High Moral Standarts ( Standar mioral yang tinggi )
Selanjutnya menurut Syamsudin ( 1993 ) adalah sebagai berikut:
a) Hubungan yang harmonis antara pimpinan dan kariawan
b) Kepuasan kerja terhadap tugas dan Pekerjaan
Pimpinan yang baik dalah Pimpinan yang mampu menciptakan hubungan yang baik antara personil atau orang –orang yang ada di dalam baik itu antara atasan dan bawahan maupun antara bawahan dan bawahan. Hubungabn harmonis ini di maksudkan untuk meningkatkan Motifasi dalam organisasi.
Menurut Martono (1991): “hubungan harmonis yang terjadi antara atasan dengan bawahan, akan meningakibatkan hubungan positif yang saling menguntungkan.
Dari pendapat tersebut, dapat di simpulkan hubungan kerjasama antara atasan dan bawahan, akan menimbulkan satu kekuatan yang mengakibatkan hubungan baik yang saling menguntungkan antara keduanya.
Organisasi merupakn wadah orang - orang untuk berinteraksi dan kerjasama. Oleh karena itu kegiatan tersebut harus dapat berjalan baik guna kelancaran aktifitas kerja, maka orang-orang yang terlibat dalam usaha kerjasama tersebut harus dapat saling percaya, terbuka, bertanggungjawab dan memelihara keutuhan antara satu dengan yang lain.
C. KRITERIA PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP HUMAN RELATION DALAM KEPEMIMPINAN
Apabila seseorang hendak meneliti apakah pimpinan organisasi menerapkan prinsip-prinsip human relations dengan baik atau tidak, ia dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :[11]
1. Ada atau tidaknya loyalitas para bawahan terhadap atasan.
2. Ada atau tidaknya loyalitas para atasan terhadap bawahan.
3. Ada atau tidaknya loyalitas para atasan terhadap sesama atasan.
4. Ada atau tidaknya loyalitas para bawahan terhadap sesama bawahan.
5. Ada atau tidaknya loyalitas para anggota kepada organisasi.
6. Ada atau tidaknya kegairahan bekerja.
7. Sifat hubungan kerja kaku atau luwes, formal atau informal.
8. Moral tingi atau rendah.
9. Disiplin tinggi atau rendah.
10. Banyak penyelewengan atau tidak.
Dalam mengadakan penelitian hendaknya mempertimbangkan kriteria-kriteria penerapan human relation.
D. FUNGSI HUMAN RELATION DAN KOMUNIKASI
1. Fungsi Human Relation Dalam Kepemimpinan
“Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.” Demikian kata R.F. Maier dalam bukunya, Principle of Human Relation.
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan. Di sinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dia harus membawa penderita dari problem situation kepada problem solving behaviour.[12]
Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu diderita oleh karyawan, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang pemimpin menangani pegawai yang frustasi dengan tindakan kekerasan. Di sinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dia harus membawa penderita dari problem situation kepada problem solving behaviour.[12]
Dalam menerapkan human relation, seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa prinsip human relation yang seperti yang telah disebutkan diatas agar pencapaiannya dapat maksimal.
Fungsi lain dari human relation adalah untuk mengatasi atau meminimalisir terjadinya konflik dalam organisasi. Apabila dalam kegiatan suatu organisasi pihak manajemen sudah dapat melaksanakan hubungan manusiawi dengan baik, maka konflik yang disebabkan oleh tidak lancarnya komunikasi internal paling tidak dapat diperkecil, atau bahkan dihilangkan.[13]Dengan Human Relations dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Demikian kata Norman R.F Maier. Jadi Human Relations dalam organisasi kekaryaan dalam komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.[14] Terdapat tiga makna dan tujuan Human Relation:[15]
- Human Relation hendaknya menciptakan saling pengertian yang baik untuk mewujudkan keseluruhan unsur organisasi.
- Bertujuan mempermudah tercapainya tujuan organisasi
- Landasan setiap hubungan yang diciptakan adalah atas dasar saling menghargai sebab manusia mempunyai martabat dan harga diri.
2. Fungsi Komunikasi Dalam Kepemimpinan
Sebelum membahas mengenai fungsi komunikasi terlebih dahulu akan disampaikan sedikt mengenai pengertian komunikasi. Komunikasi adalah arus informasi dan emosi-emosi yang terdapat dalam masyarakat yang berlangsungsecara vertikal ataupun horisntal.[16]Fungsi komunikasi dalam organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009), organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif.Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:[17]
a. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh naggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan.
b. Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
2. Kekuatan pimpinan dlaam memberi sanksi
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan
c. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
3. Perbedaan Human Relation Dan Komunikasi
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya saja, di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.[18] Human Relations adalah suatu komunikasi persuasif, bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi Human Relations bukan suatu keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas. Suatu kegiatan. Human Relations adalah suatu “action oriented”. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan (to develop more productive and satisfying results). Suksesnya seseorang dalam melaksanakan human relations, karena ia berkomunikasi secara etis: ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain. Human Relation adalah keseluruhan hubungan baik yang formal maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu team work yang harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perananan utama human relation adalah dapat membawa penderita (teman kerja atau bawahan) dari problem situation kepada problem solving behaviour. Sedangkan komunikasi adalah proses dimana pesan disampaikan oleh komunikator kepada penerima. Pesan itu dapat berupa hasil pemikiran atau perasaan yang dimaksudkan untuk mengubah pengetahuan, sikap atau tingkah laku si penerima pesan.[19]
4. Manfaat Human Relation Dan Komunikasi Dalam Pendidikan
Sebagai pemimpin yang baik, haruslah mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Kriteria lain dari pemimpin yang baik adalah mampu menjalin hubungan degan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan, mampu menetapkan prinsip kepemimpinan sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, maupun pendidik lain dan tenaga kependidikan, bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen, mampu memberdayakan anggotanya baik peserta didik, pendidik lain dan tenaga kependidikan[20], menciptakan inovasi dan belajar sebagai pelatih dan bukan sebagai bos.[21]
Seorang guru sebagai pemimpin dalam kelas, maupun luar kelas jika menguasai human relation dan cara berkomunikasi yang baik dan efektif maka tidak menuntut kemunginan akan menjadi pemimpin yang ideal dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Seorang guru yan telah menjalankan prinsip-prinsip human relation serta komunikasi mampu membimbing dan memimpin peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan secara efektif dan efisien, mampu menyelesaikan tugas-tugas guru, mampu menjalin hubungan sosial kemasyarakatan, dapat bekerja sama secara kolaboratif dengan tim managemen dan selalu siap serta memiliki bekal pengetahuan menjadi pemimpin yang baik jika sewaktu-waktu diamanti untuk menjadi kepala sekolah atau organisasi keguruan.
Proses belajar mengajar dikelas juga merupakan suau proses komunikasi, dimana guru sebagai pemimpin bersifat sebagai komunikator. Peserta didik sebagi penerima pesan, menampung berbagai informasi yang disampaikan oleh guru. Informasi serta ilmu pengetahuan yang ditrima oleh peserta didik didapatkan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru melalui berbagai strategi dan metode pembelajaran. dalam proses belajar mengajar tersebut seorang guru hendaknya menerapkan prinsip human reation. Dengan penerapan human relation maka akan tercipta pendidikan yang lebih manusiawi dan membawa peserta didik kearah produktifitas. Penerapan prinsip-prinsip human relation dalam pendidikan memiliki manfaat yang positif bagi suksesnya jalannya suatu proses belajar mengajar, berikut penjelasannya:
1) Suasana kerja yang menyenangkan.
Seorang guru diharapkan mampu menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan, namun juga tetap memperhatikan ketercapaian kompetensi pembelajaran.
2) Manusia bawahan bukan mesin.
Dalam pelaksanan pembelajaran tidak hanya mengejar ketercapaian tujuan pendidikan, sehingga memaksakan peserta didik dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Padahal seharusnya guru juga memperhatikan aspek psikologis, aspek sosial, dan aspek lain dari peserta didik sebagai menusia yang bukan robot.
3) Kembangkan kemampuan bawahan sampai pada tingkat maksimal
Guru bertugas mengmbangkan bakat, minat dan kemamuan peserta didik secara maksimal, baik memfasilitasinya maupun mengajarkannya hingga menguasai kemampuan yang dimiliki peserta didik.
4) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.
Dalam proses pembelajaran guru hendaknya melaksanakan prses pembelajaran yang menarik dan penuh tantangan. Dengan memperhatikan ketertarikan peserta didik terhadap sesuatu, seperti apa minat ataupun bakatnya, maka seorang guru diharapkan bisa menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menantang.
5) Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
Hasil usaha peserta didik perlu diapresisai. Bagimanapun juga peserta didik telah berusaha untuk melaksanakan tugas yang diebrikan guru sesuai kadar kemampuan yang mereka miliki. Oleh karena itu guru perlu mengapresiasi hasil usaha pesrta didik sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan.
6) Alat perlengkapan yang cukup.
Guru profesional selalu mebekali diri dengan media pelajaran yang relevan dengan materi yang akan diajarkan.
7) The right man in the right place.
Memiliki keserasian antara kemampuan diri serta mata pelajaran yang diampunya. Mampu manganalisis kemampuan yang dimiliki peserta didik dan menmpatkannya ditempat yang tepat.
8) Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Memberikan nilai hasil evaluasi yang adil kepada peserta didik. Pelaksanaan penilaian autentik juga perlu dipehatikan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip human reation diatas dalam dunia pendidikan maka akan tercipta pendidikan yang lebih manusiawi. Peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan tanpa paksaan, selain itu kemampuan mereka akan berkembang, karena pada darsarnya human relation membawa kepada arah produktifitas. Melalui human relation akan memperkecil terjadinya konflik antara guru dan peserta didik dimana keduanya saling mengerti dan berhubungan dengan baik. Manfaat lain human relation adalah guru dapat membantu peserta didik dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Selain itu pendidikan pada hakekatnya merupakan proses komunikasi antara guru dengan peserta didik. Ada proses mengirimpkan pesan dengan menggunakan sarana tertentu. penerima pesan juga memerlukan waktu untuk memahami pesan yang disampaikan, bukan sekedar melihat atau mendengarkan apa pesannya. Komunikasi adalah tindakan mneyampaikan dengan tujuan mendapatkan umpan balik. Unsur komunikasi adaah sebagai berikut:[22]
- Pengirim pesan, dalam hal ini adalah guru
- Penerima pesan, yang dimaksut disini adalah peserta didik
- Pesan, materi pelajaran
- Tujuan, tujuan pembelajaran
- Media pendidikan
- Gangguan dalam menerima pesan
- Umpan balik atau feed back.
Komunikasi dalam pembelajaran mengarahkan peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Faktor gangguan dalam komunikasi dapat terjadi pada unsur mana saja. Pengirim pesan bisa saja salah memilih kata-kata, atau penerima pesan salah mengartikan kata-kata.[23]
Dengan demikian melalui komunikasi yang optimal penerima pesa dapat menerima pesan yang disampaikan secara utuh dan sesuai. Hal tersebut tentunya didapat melalui komunikasi yang memperhatikan unsur-unsur dalam komunikasi serta berusaha meminimalisir gangguan dalam komunikasi melalui media pembelajran serta pemilihan kata dan materi yang sesuai dengan perkembangan serta kemampuan peserta didik. Proses belajar mengajar berjalan demokratis karena peserta didik diberi keempatan untuk menyampaikan pendapat mereka serta ide-ide yang mereka miliki. Seperti yang telah disebutkan diatas komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif yang juga terdapat dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relation dan Public Relation. Mandar Maju: Bandung
Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan kepemimpinan. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Lensufiie, Tikno. 2010. Leadership Untuk Profesional dan Mahasiswa. Erangga: Jakarta
Mulyasa. 2004. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah. Deperteman Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam: Jakarta
Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management in Education; Mnajemen Mutu Pendidikan. IECiSoD: Yoyakarta
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/15/pentingnya-komunikasi-dalam-human-relations-646991.html diunduh pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4432/peran%20hubungan%20manusiawi.doc diakses pada tanggal
3 Oktober 2014 pukul 20.30
http://septikaannisa.wordpress.com/2013/07/07/human-relations/ diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
http://www.psychologymania.com/2012/12/fungsi-komunikasi-dalam-organisasi.html diunduh pada 30-09-2014 pukul 06:57
http://jais-amq.blogspot.com/2010/08/human-relation.html diakses pada tanggal 3 oktober 2014 pukul 14:51
Nahdatunnisa Asry, http://pinkqu.blogspot.com/2013/07/human-relation.html
http://jais-amq.blogspot.com/2010/08/human-relation.html diakses pada tanggal 3 oktober 2014 pukul 14:51
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20930/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4432/peran%20hubungan%20manusiawi.doc diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
vionardi.files.wordpress.com/2011/11/handout-6-ld.ppt diakses pada tanggal 4 Oktober pukul 14.30
FUNGSI HUMAN RELATION DAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Leadership
Dosen Pengampu: Drs. Nur Hamidi M.A.
Disusun Oleh:
|
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/ 2015
[1] vionardi.files.wordpress.com/2011/11/handout-6-ld.ppt diakses pada tanggal 4 Oktober pukul 14.30
[2] http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4432/peran%20hubungan%20manusiawi.doc diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[3] http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/15/pentingnya-komunikasi-dalam-human-relations-646991.html diunduh pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[4] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20930/4/Chapter%20II.pdf diunduh pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[5] Hadari Nawawi, Kepemimpinan menurut Islam, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), hlm. 43
[6] Ibid, hlm. 288
[7] Ibid, hlm. 288
[8] Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hlm.
[9] Nahdatunnisa Asry, http://pinkqu.blogspot.com/2013/07/human-relation.html diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 14.51
[10] http://jais-amq.blogspot.com/2010/08/human-relation.html diakses pada tanggal 3 oktober 2014 pukul 14:51
[11] http://vancebatosai.blogspot.com/2008/12/pembinaan-hubungan-hubungan-internal.html diunduh pada tanggal 4 Oktober pukul 14.30
[12] Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relation dan Public Relation. Bandung: Mandar Maju. Hlm 68
[13] http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4432/peran%20hubungan%20manusiawi.doc diakses pada tanggal
3 Oktober 2014 pukul 20.30
[14] http://septikaannisa.wordpress.com/2013/07/07/human-relations/ diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[15] Effendy, Onong Uchjana. Human Relation dan Public Relation, (Bandung: Mandar Maju, 1993), hlm.
[16] Kartini Kartono, Pemimpin dan kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 134
[17] http://www.psychologymania.com/2012/12/fungsi-komunikasi-dalam-organisasi.html diunduh pada 30-09-2014 pukul 06:57
[18] http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/15/pentingnya-komunikasi-dalam-human-relations-646991.html diunduh pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[19] http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/04/15/pentingnya-komunikasi-dalam-human-relations-646991.html diunduh pada tanggal 3 Oktober 2014 pukul 20.30
[20] Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Deperteman Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam: 2004, Jakarta), hlm. 50
[21] Edward Sallis, Total Quality Management in Education; Mnajemen Mutu Pendidikan, (IECiSoD: 2006, Yoyakarta) hlm. 174-177
[22] Tikno Lensufiie, Leadership Untuk Profesional dan Mahasiswa, ( Jakarta: Erlangga, 2010) hlm. 188-189
[23] Ibid, hlm. 188-189
Komentar
Posting Komentar