PENGERTIAN DAN MAKSUD PERSATUAN
STANDAR KOMPETENSI:
4.
Membiasakan perilaku terpuji
KOMPETENSI DASAR:
4.1
Menjelaskan pengertian persatuan dan kerukunan
4.2 Menampilkan
contoh-contoh persatuan dan kerukunan
4.3
Mempraktikkan persatuan dan kerukunan
INDIKATOR:
1.
Pengertian persatuan dan kerukunan
2.
Dalil Naqli persatuan dan kerukunan
3.
Contoh persatuan dan kerukunan
4.
Keuntungan persatuan dan kerukunan
5.
Perilaku yang mencerminkan persatuan dan
kerukunan
PENGERTIAN DAN MAKSUD PERSATUAN
Persatuan
dalam ajaran Islam secara umum disebut ikhwan
yaitu persaudaraan, secara umum disebut ukhuwah Islamiyah yaitu
persaudaraan dalam Islam (saudara sesama manusia dan saudara seagama)
Ditegaskan dalam firman Allah
QS Al-Hujarat : 9
” Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang
maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang
berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah
; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku
adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Jelas
bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian
maka persatuan dan kesatuan umat akan bisa juga kita wujudkan. Tanpa persatuan
orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan terhadap yang
segama sekalipun. Bagaimana seseorang atau bangsa berbuat persatuan sementara
kedamaian dan persaudaraan tidak bisa diciptakan.
Peranan Persatuan Umat Islam dalam Pembangunan dan
Mempertahankan Negara Indonesia
a. Nilai Persatuan bagi Kepentingan Bangsa dan Agama dalam
Rangka Menuju Masyarakat Adil dan Makmur
Dalam
kehidupan berbangsa, persatuan merupakan scndi kekuatan yang paling ampuh. Bagi
umat Islam, persatuan harus digalang melalui jalur intern terlebih dahulu,
untuk memperkuat Islam. Sedangkan sebagai warga negara harus menggalang
persatuan untuk memperkuat bangsa dan negara.
Apabila
persatuan benar-benar terwujud dalam suatu hangsa yang berada dalam suatu
negara, upaya menciptakan pengembangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial,
ketahanan, dan bidang lainnya akan mudah direalisasikan.
Dalam
pengembangan ekonomi bagi bangsa dan negara, upaya pertama yang dilakukan
adalah persatuan terlebih dahulu. Suatu bangsa yang tidak bcrsatu akan sulit
mengembangkan ekonominya. Tetapi, apabila persatuan itu ada, akan mudah dalam
mengembang-kan ekonomi. Sebab, dalam kondisi bangsa yang bersatu, maka akan
mudah diajak kompromi, bermusyawarah untuk saling membantu, saling mengisi, dan
bekerja sama.
Demikian
pula dalam pengembangan pendidikan, unsur pertama yang mendukung adalah
persatuan. Dalam bidang ekonomi dan pendidikan persatuan merupakan unsur yang
dominan, dalam bidang ketahanan, persatuan adalah unsur yang lebih dominan.
Tidak mungkin suatu perceraian akan merupakan landasan kekuatan dalam
pertahanan. Pasti persatuan itulah yang dijadikan dasar dari pada ketahanan.
Negara akan kuat apabila persatuan bangsanya terjamin. Ketahanan negara akan
lebih lestari jika persatuan rakyatnya terus berjalan.
Demikianlah,
betapa pentingnya persatuan dalam suatu bangsa dalam rangka melestarikan
kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial, agama, ketahanan, dan lain sebagainya
sehingga dengan wujud persatuan dalam segala aspek kehidupan akan menuju
masyarakat yang adil makmur yang diridhai oleh Allah. Juga
merupakan langkah menuju terciptanya Baldatun
Tayyibatun wa Rabbun Gafur.
b. Nilai Persatuan Bagi Kepentingan Dunia Islam Secara
Keseluruhan
Dalam
ajaran Islam sebenarnya konsep persatuan telah ada, yaitu setiap orang yang
beriman adalah bersaudara. Semua muslim yang ada di dunia, baik di Afrika,
Asia, Amerika, ataupun Australia adalah bersaudara.
Memang
persaudaraan kadang tidak mesti akan mewujudkan persatuan. Tetapi, maksud dan
hakikat persaudaraan di dalam Islam adalah sebagai ujung tombak dalam
persatuan. Hal ini dapat dilihat dalam sebuah hadis yang berbunyi: "Bahwa umat Islam adalah bagaikan sebuah bangunan, antara
sebagian yang satu dengan sebagian yang lainnya saling menguatkan ".
Demikian
pula dalam hadis yang lain: "Dan barang siapa memberikan jalan keluar bagi
saudarannya sesama muslim, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari kesulitan, di mana
pertolongan itu sangat diperlukan di hari kiamat".
Penerapan
ajaran-ajaran itu akan memberikan dampak positif. Sebagai konsekuensi logis
dari ajaran itu memberikan dampak persatuan bagi kehidupan umat Islam. Apabila
satu umat Islam disakiti, umat Islam lainnya akan merasa sakit pula.
Persaudaraan yang demikian akan sangat besar andilnya untuk mewujudkan
persatuan dalam dunia Islam.
Apabila
persatuan sudah dapat diwujudkan, umat Islam di berbagai negara akan merasa
terpanggil untuk kepentingan bersama. Demi kemajuan umat secara keseluruhan,
maka negara-negara Islam dan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, akan
saling
menolong, saling membantu, dan bekerja sama antara satu dengan yang lainnya,
baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial, pertahanan, dan lain
sebagainya.
Dengan
modal persatuan itulah upaya menuju kekuatan dan ketahanan umat akan mudah direalisasikan.
Karena antara yang satu dengan yang lainnya merasa bertanggung jawab atas
terwujudnya kekuatan dan ketahanan itu. Lebih dari itu adalah bertanggung jawab
dalam segala aspek kehidupan umat Islam di seluruh dunia.
Dengan
demikian, umat Islam di seluruh dunia akan menjadi umat yang satu, umat yang
berwibawa, yang mempunyai kharisma tinggi, dan mampu menunjukkan yang terbaik
bagi dunia.
Macam dan Cara meningkatkan Persatuan atau Ukhuwah Islamiyah :
1. Dalam
segi bahasa, yakni menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dengan
baik dan benar disetiap acara resmi dan dimana saja kita berada.
2.Dalam
segi ucapan salam, yakni menggunakan ucapan salam “Selamat pagi” atau yang
sesama Muslim dengan ucapan “Assalaamu’alaikum” disetiap pertemuan.
3.Dalam
segi tanah air, yakni dimana saja kita berada di tanah air ini kita membangun
dan membantu saudara-saudara yang mengalami kesulitan dan yang ditimpa musibah
di mana kita tempati secara adil dan manusia.
4.Dalam
segi toleransi aqidah, yakni tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan
aqidah, dan tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain, karena urusan agama
urusan adalah urusan pribadi dalam Islam “Lakum dinukum waliadin”
Hikmah persatuan atau Ukhuwah Islamiyah adalah :
1.Terciptanya
persatuan dan kesatuan, sehingga suasana kebersamaan tercermin tentram, damai
penuh kekeluargaan. Satu sama lain saling menghargai dan mengalah. Prestasi
semakin meningkat karena adanya saling membantu.
2.Memperkukuh
aqidah dan keyakinan kepada Allah .
3.Menumbuhkan
ukhuwah Islamiyah yang kuat dan 3 kerukunan umat di Indonesia.
4.Menjalin
rasa kesetiakawanan sosial.
1. KERUKUNAN INTERN UMAT BERAGAMA
Sikap
hidup Muslim dan pribadi seorang Muslim adalah manifestasi dari imannya. Oleh
sebab itu, seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah
serta melaksanakan segala perintah-Nya sudah barang tentu pribadinya
akan dihiasi dengan cahaya iman, perbuatan dan tata hidupnya sangat baik dan
terpuji.
Salah satu
ciri orang beriman ialah adanya rasa kasih sayang sesama hamba Allah
sebagaimana sabda Nabi v
saw :
(ملسم و ىراخبلا هاور) لاَ
ُيْؤ مِنُ اَ َحدُ كُْم حَتَّى ُيحِبَّ لاَ خِْيهِ مَا ُيحِبُّ لن َفْسِهِ
“Tidak beriman seseorang di antara kamu
sehingga ia mencintai saudaranua sebagaimana ia mencintai
diri sendiri”(HR. Bukhari dan
Muslim)
Menurut
keterangan hadits di atas, kasih sayang sesama hamba Allah
atau lebih tegasnya sesama Muslim merupakan ukuran iman. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa penyakit yang sangat berbahaya dalam kehidupan
bermasyarakat ialah hilangnya rasa kasih sayang dan persaudaraan. Itulah salah
satu sebab diangkatnya para utusan Allah dan itu pulalah sebabnya pentingnya manusia beragama.
Islam
sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad J
merupakan nasehat bagi orang-orang yang berada dalam kesesatan,
sebagaimana sabda Rasulullah J :
اَ لدِّ ْينُ النَّصِْيَحةُ
( رواه مسلم)
“Agama adalah nasehat”
Islam
memberikan nasehat kepada umatnya bahwa sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah
sementara dan merupakan permainan yang memperdayakan, sebagaimana tertera dalam
firman Allah
QS. Ali Imran : 185
“Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.”
Kerukunan
intern umat beragama sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah J, firman Allah
dalam QS. Al-Fath : 29
“Muhammad itu adalah
utusan Allah
dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,
kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir. Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.”
Jadi jelas
bahwa cara melakukan kerukunan terhadap seagama yang dipraktikkan oleh
Rasulullah saw dan para sahabat serta orang Mukmin, yaitu :
1.kasih
sayang seama Muslim
2.senada
dalam berfikir
3.seirama
dalam langkah untuk mencari karunia dan ridha-Nya.
Seirng
kita menyaksikan kemuduran umat Islam karena umatnya tidak berani menegakkan
kebenaran dan tidak tegas terhadap orang kafir. Orang Muslim justru
mempertajam
perselisihan paham antarsesama Muslim yang bersifat khilafiyah dan ibadah
sunnah, sementara yang durhaka terhadap Allah dibiarkan begitu saja.
Padahal
yang terpenting dan termulia di sisi Allah kualitas ketaqwaannya. firman Allah dalam QS. Al-Hujuran : 13
” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA
Dinegara
kita tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau antiagama dan tidak
dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara
Republik Indonesia harus percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia wajib saling menyayangi dan tidak berbuat dengki dan dendam,
kerusuhan dan memaksakan keyakinan kepada umat lainnya. Itulah yang menandai
kita hidup beragama dan pecaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hidup
rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu dan yang
lainnya
dicampuradukkan. Dengan toleransi tersebut diharapkan terwujudnya ketenangan,
saling
menghormati dan saling menghargai, hal itu akan mewujudkan perikehidupan yang
rukun,
tertib dan damai, sehingga dengan keadaan yang demikian itu dapat terlaksana
pembangunan
bangsa.
Berdasarkan
uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa manusia Indonesia wajib menjunjung
tinggi perasaan dan sikap toleransi antarumat beragama. Dalam kehidupan bangsa
Indonesia yang merdeka dan ber-Pancasila, usaha memaksakan suatu agama tidak
dibenarkan. Setiap warga negara Republik Indonesia bebas memeluk agama dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Perikehidupan agama yang rukun
dan penuh toleransi merupakan cermin pengakuan hak-hak asasi manusia.
Hal
tersebut pernah dilakukan Nabi Muhammad J
ketika ditawarkan oleh umat nonMuslim untuk saling bergantian
beribadah, seminggu beliau diajak beribadah dengan mereka orang kafir, seminggu
berikutnya mereka akan beribadah sesuai dengan ajaran beliau, yakni Islam.
Tetapi Nabi J tidak langsung
menerima atau menolak, tidak mungkin karena hubungan beliau dengan mereka dalam
kemasyarakatan (muamalah/sosial) sudah terjalin intim. Jika menerima, lebih
tidak mungkin, maka turunlah wahyu Allah untuk menegaskan peristiwa tersebut QS. Kafirun
“Katakanlah: "Hai
orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang
kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Kesimpulan
surah tersebut adalah masalah Muamalah kita tetap bergaul akrab, tetapi maslah
ibadah dan aqidah tidak boleh dicampur adukkan. Dengan beribadah masing-masing
itulah kerukunan antarumat beragama tetap utuh dengan menumbuhkan rasa tenggang
sara, sebagaimana butir-butir Pancasila. Atau disebut toleransi dalam agama
yakni membiarkan orang lain beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing, selama tidak menganggu kita.
3. KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN PEMERINTAH
Kerukunan
umat beragama dengan pemerintah dijelaskan dalam firman Allah dalam sebuah
surah An-Nisa’ ayat 59 :
” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah
dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Kerukunan
umat beragama dengan pemerintah terealisasikan dengan mentaati segala peraturan
yang dikeluarkan pemerintah, selama peraturan itu tidak bertentangan dengan
syari’at Islam. Jalinan kerjasama antara umat dengan umarah dalam membina untuk
mentaati perintah Allah
, rasul dan umara (pemimpin) diantaramu.
Dengan
demikian kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah dapat tumbuh baik jika
dapat saling mengisi. Pemerintah (umarah) menyediakan sarana, ulama yang mengelola
artinya pemerintah membangun fisik, ulama membangun mental spriritualnya.
Jelas
bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian
maka persatuan dan kesatuan umat akan bisa juga kita wujudkan. Macam dan Cara
meningkatkan Persatuan atau Ukhuwah Islamiyah :
1.Dalam
segi bahasa, yakni menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dengan
baik dan benar disetiap acara resmi dan dimana saja kita berada.
2.Dalam
segi ucapan salam, yakni menggunakan ucapan salam “Selamat pagi” atau yang
sesama Muslim dengan ucapan “Assalaamu’alaikum” disetiap pertemuan.
3.Dalam
segi tanah air, yakni dimana saja kita berada di tanah air ini kita membangun
dan membantu saudara-saudara yang mengalami kesulitan dan yang ditimpa musibah
di mana kita tempati secara adil dan manusia.
4.Dalam
segi toleransi aqidah, yakni tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan
aqidah, dan tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain, karena urusan agama
urusan adalah urusan pribadi dalam Islam “Lakum dinukum waliadin”
Kerukunan
terhadap seagama yang dipraktikkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat serta
orang Mukmin, yaitu :
1.kasih
sayang seama Muslim
2.senada
dalam berfikir
3.seirama
dalam langkah untuk mencari karunia dan ridha-Nya.
Masalah
Muamalah kita tetap bergaul akrab, tetapi maslah ibadah dan aqidah tidak boleh
dicampur adukkan. Dengan beribadah masing-masing itulah kerukunan antarumat
beragama tetap utuh dengan menumbuhkan rasa tenggang sara, sebagaimana
butir-butir Pancasila.
Kerukunan antarumat beragama dengan
pemerintah dapat tumbuh baik jika dapat saling mengisi. Pemerintah (umarah)
menyediakan sarana, ulama yang mengelola artinya pemerintah membangun fisik,
ulama membangun mental spriritualnya.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Dakwah Eksklusif
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Tips Menjaga Hubungan